PRAKTIKUM I Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya

PRAKTIKUM I
Topik               : Daun Tunggal dan Bagian-Bagiannya.
Tujuan             : Mengenal bagian-bagian daun dan ciri-ciri daun tunggal.
Hari/ tanggal   : Selasa/ 28 Februari 2017.
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA FKIP UNLAM Banjarmasin.
 


I.                   ALAT DAN BAHAN
A.    Alat-Alat
1.      Baki/nampan
2.      Alat tulis
B.     Bahan-bahan
1.      Daun Bambu ( Bambusa sp. )
2.      Daun Tebu ( Saccharum officinarum L. )
3.      Daun Pisang ( Musa paradisiaca L. )
4.      Daun Jarak ( Ricinus communis L. )
5.      Daun Widelia ( Widelia sp. )
6.      Daun Keladi ( Colocasia sp.)
7.      Daun Mangga ( Mangifera indica L. )
8.      Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinesis)

II.                CARA KERJA
1.      Mengamati bagian-bagian daun: tangkai (petiolus), pelepah (vagina), helaian (lamma), lidah-lidah (ligula).
2.    Mengamati bangun daun : lanset, bulat telur, bulat telur terbalik, perisai, garis, pita, dsb.
3.  Mengamati ujung daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berbelah, berduri.
4.   Mengamati pangkal daun : runcing, meruncing, tumpul, membulat, rompang/rata, berlekuk.
5.    Mengamati tepi daun : rata, bergigi, bergerigi, bergerigi ganda, beringgit berombak, berlekuk, bercangap, berbagi.
6.  Mengamati daging daun : tipis seperti selaput, tipis lunak seperti kertas, seperti perkamen, seperti kulit, berdaging.
7.      Mengamati pertulangan daun : menyirip, menjari, melengkung, sejajar.
8.  Mengamati permukaan atas dan bawah daun : gundul, licin (mengkilat, suram, berselaput lilin), kapas, berkerut, berbingkul-bingkul, berbulu (jarang, halus dan rapat kasar).
9.      Mengamati warna daun pada permukaan atas dan bawah.
10.  Menggambar hasil pengamatan.

III.             DASAR TEORI
Daun merupakan bagian tumbuhan yang penting dan umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang, bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun baiasanya tipis melebar. Kaya akan suatu zat warna hijau daun yang dinamakan klorofil. Daun berfungsi sebagai atat untuk:
1.      Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
2.      Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
3.      Penguapan air (transpirasi)
4.      Pernafasan (respirasi)

A.    Bagian-bagian daun
Daun lengkap terdiri dari tiga bagian, yaitu:
1.    Upih daun dan palepah daun (vagina)
2.    Tangkai daun (petiolus)
3.    Helaian daun (lamina)

B.     Bangun/bentuk daun (Circumcripto)
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu daun dengan:
Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar maka daun dibedakan empat golongan, yaitu daun dengan:
1.         Bagian yang terlebar kira-kira ditengah-tengah helaian daun.
Tumbuhan yang memiliki dau yang bagian terlebarnya terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangun daunnya adalah bulat atau bundar (orbicularis), bangun perisai (pelitatus), jorong (ovalis atau ellipticus), memanjang (oblongus), dan bangun lanset (lanceolatus).
2.         Bagian yang terlabar di bawah tengah-tengah helaian daun.
Daun-daun yang mempunyai bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah helaian daunnya dibedakan dalam dua golongan, yaitu:
a.         Pangkal daunnya tidak bertoreh. Dalam golongan ini didapati bentuk-bentuk daun seperti: bangu bulat telur (ovatus), bangun segitiga (triangularis), bangun delta (deltoideus), dan bangun belah ketupat (rhomboideus).
b.      Pangkal dau bertoreh atau bertukuk. Dalam golongan ini termasuk bentuk-bentuk dau seperti : bangun jantung (cordatus), bangun ginjal atau kerinjal (reniformis), bangun anak panah (sagittatus), bangun tombak (hastatus), dan bangun bertelinga (auriculatus).
3.         Bagian yang terlebar terletak di atas tengah-tengah helaian daun.
Daun dengan bagian yang terlebar terletak di tengah-tengah helaian daun kemungkinan bangunan daunnya adalah bangun bulat telur sungsang (abovatus), bangun jantung sungsang (obcordatus), bagun segitiga terbalik atau bangun pasak (cuneatus), dan bangun sudip atau bangun spatel atau solet (spathulatus).
4.         Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pangkal ke ujung dapat dikatakan sama lebarnya.
Dalam golongan ini termasuk daun-daun tumbuhan yang biasanya sempit, atau lebarnya jauh berbeda jika di bandingkan dengan panjangnya daun. Pada umumnya bentuk daun yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya adalah bangun garis (linearis), bangun pita (ligulatus), bangun pedang (ensiformis), bangun paku atau dabus (subulatus), dan bangun jarum (acerosus).
C.    Ujung daun (Apex felli) dan pangkal daun (Basis folli)
Ujung dan pangkal daun dapat memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa. Ada tujuh bentuk ujung daun yang sering kita jumpai yaitu rincing (acutus), meruncing (acuminatus), tumpul (obtusus), membulat (rotundatus), rompang (truncatus), terbelah (retusus), dan berduri (mucronatus).
D.    Susunan tulang daun (nervatio atau venation)
Tulang-tulang daun adalah bagian daun yang berfungsi  untuk memberi kekuatan pada daun atau sebagai penguat jalan untuk pengangkutan zat-zat. Menurut besar kecilnya tulang-tulang daun dibedakan dalam tiga macam, yaitu : ibu tulang daun (costa),tulang-tulang cabang (nervus lateralis), dan urat-urat daun (vena). Berdasarkan arah tulang-tulang cabang yang besar pada helaian daun, dapat dibedakan menjadi empat golongan, yaitu daun-daun yang bertulang menyirip(pennanervis), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), daun-daun yang bertulang melengkung (cervinervis), dan daun-daun yang bertulang sejajar atau bertulang  lurus (rectinervis).
E.     Tepi daun (margo folli)
Secara garis besar tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: rata (integer), dan bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya. Biasanya toreh-toreh pada tepi daun dibedakan dalam tiga golongan, yaitu:
1.         Tepi daun yang bertoreh merdeka
Tepi daun dengan toreh yang merdeka banyak pula rgamnya, namun yang sering kita jumpai adalah tepi daun yang dinamakan bergerigi (serratus), bergerigi ganda/rangkap (bisseratus), bergigi (dentatus), beringgit (crenatus), dan berombak (repandus).
2.         Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya
Berdasarkan dalamnya toreh-toreh pada tepi daun dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: berlekuk (lobatus), bercangap (fissus) dan berbagi (pertitus).
F.     Daging daun (intervineum)
Daging daun (intervineum) adalah bagian daun yang terdapat di antara tulang-tulang daun dan urat-urat daun. Di bagian ini zat-zat yang di ambil dari luar tubuh diubah menjadi zat-zat yang sesuai dengan keperluan kehidupan tumbuhan. Tebal tipisnya helaian daun tergantung dari tebal tipisnya daging daunnya. Oleh karena itu daging daun dapat bersifat selaput (membranceus), seperti kertas (papyraceus) atau (chartaceus), tipis lunak (herbaccus), seperti perkamen (perkamenteus), seperti kulit belulang (cortacius), dan berdaging (carnosus).
G.    Warna daun
Secara umum kita ketahui bahwa daun berwarna hijau, namun tidak jarang kita jumpai daun yang berwarna tidak hijau. Selain itu warna hijau pada daun dapat memperlihatkan banyak variasi atau nuansa, misalnya merah, hijau bercampur atau tertutup warna merah, atau hijau kekuningan.
H.    Permukaan daun
Pada umumnya warna daun pada pada sisi atas dan bawah jelas berbeda, biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat jika dibandingkan dengan sisi bawah daun. Kadang-kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik, rambut-rambut, duri, dan lain-lain. Oleh karena itu orang membedakan permukaan daun ada yang licin (laevis), gundul (glaber), kasap (scaber), berkerut (rugosus), berbingkul-bingkul (bullatus), berbulu (pilosus), berbulu halus atau rapat (villosus), berbulu kasar (hispidus), dan bersisik (lepidus).

IV.  HASIL PENGAMATAN
         A.   TABEL PENGAMATAN
No
Nama
tumbuhan
Bangun daun
Ujung daun
Pangkal daun
Tepi daun
Daging daun
Permukaan atas dan bawah daun
Warna daun
Atas
Bawah
1
Daun bambu
Lanset
Merun-
cing
Mem-bulat
Rata
Seperti perkamen
Ber-bulu kasar
Kasap
Hijau tua
2
Daun tebu
Pita
Merun-cing
Rata
Rata
Seperti perkamen
Ber-bulu
Ber-bulu
Hijau
3
Daun pisang
Meman-jang
Tumpul
Tumpul
Rata
 Tipis seperti kertas
Licin suram
Bersela-put lilin
Hijau tua
4
Daun jarak
Perisai
Merun-cing
Mem-bulat
Ber-gerigi
Tipis lunak
Licin suram
Licin suram
Hijau tua
5
Daun widelia
Bulat telur
Run-cing
Merun-cing
Ber-gerigi
Tipis lunak
Ber-bulu halus rapat
kasap
Hijau tua
6
Daun keladi
Bangun perisai
Meruncing
Mem-bulat
Ber-ombak
Tipis lunak
Licin
Licin
Hijau
suram
7
Daun mangga
Meman-
Jang
Merun-cing
Tumpul
Rata
Seperti perkamen
Licin meng-kilat
Kasap
Hijau tua
8
Daun
Bunga sepatu
Bulat telur
Runcing
Membulat
Bergerigi
Seperti kertas
Licin
Licin
Hijau


V.       ANALISIS DATA
1.      Daun bambu (Bambusa sp)
Klasifikasi daun bambu:
Kingdom       : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi   : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisio           : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis            : Liliopsida (Berkeping satu/monokotil)
Sub classis     : Commelinidae
Ordo              : Poales
Familia           : Poaceae (Suku rumput-rumputan)
Genus                        : Bambusa
Species           : Bambusa sp
(Faridaswan: 2010-2012)
Daun bambu (Bambusa sp) adalah daun tunggal yang memiliki daun yang lengkap karena terdiri atas pelepah/upih daun (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan misalnya: pohon pinang (Areca catechu L.) pohon pisang (Musa paradisiacal L.) pohon bambu (Bambusa sp.) dll.
 Tumbuhan bambu (Bambusa sp) memiliki bangun daun lanset, ujung daun yang runcing (acutus). Runcing (acutus) menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:32), kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan Pangkal daun yang membulat (rotundatus), tepi daun yang rata (integer), daging daun seperti perkamen (perkamenteus), permukaan atas yang berbulu kasar (hispindus) dan pada bagian bawah kasap (scaber) , serta warna daun yang hijau tua. Dari arah tulang-tulang pada helaian daun, daun bambu termasuk daun yang bertulang sejajar karena ibu tulang daunnya yang besar membujur di tengah, sedang tulang-tulang cabang membujur sejajar ibu tulang daun.
2.      Daun tebu(Saccharum officinarum L.)
Klasifikasi daun tebu:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Liliopsida
Ordo              : Poales
Familia           : Poaceae
Genus                        : Saccharum
Species           : Saccharum officinarum L.
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun tebu (Saccharum officinarum L.) daunnya berbentuk bangun pita (ligulatus) karena serupa dengan bangun garis tetapi lebih panjang lagi, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang rompang/rata (truncatus), tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas daun berbulu dan permukaan bawah berbulu, serta berwarna hijau. Daun tunggal ini bukanlah daun yang lengkap karena hanya memiliki helaian daun (lamila) dan pelepah daun (vagina). Pertulangan daun tebu adalah sejajar Daun tebu merupakan daun tidak lengkap, yang terdiri dari helaian daun dan pelepah daun saja, sedangkan tangkai daunnya tidak ada. Diatara pelepah dan helaian terdapat sendi segitiga daun, sedangkan pada bagian sisi dalamnya terdapat lidah daun. Pada daun tebu juga terdapat bulu-bulu.
3.      Daun pisang(Musa paradisiaca L.)
Klasifikasi daun pisang:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Liliopsida
Ordo              : Zigeberales
Familia           : Musaceae
Genus                        : Musa
Species           :Musa paradisiaca L.
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun pisang (Musa paradisiaca L.) mempunyai bangun daun memanjang, ujung daunnya tumpul, pangkal daun yang juga tumpul, tepi daun yang rata, daging daun yang seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), permukaan atas licin suram dan bawah yang berselaput lilin, serta warna daun yang hijau tua. Tulang cabang pada daun pisang bersatu dengan tulang cabang lain. Daun pisang adalah daun lengkap karena memiliki helaian daun (lamila), tangkai daun (petiolus), dan pelepah/upih (vagina).
Tebal atau tipisnya helaian daun, pada hakikatnya juga bergantung pada tebal tipisnya daging daun, bertalian dengan sifat ini dibedakan daun yang salah satunya seperti kertas (papyraceus atau chartaceus), tipis tetapi cukup tegar, misalnya daun pisang (Musa paradisiacal L.)..
4.      Daun jarak(Ricinus communis L.)
Klasifikasi daun jarak:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Magnoliopsida
Ordo              : Euphobiales
Familia           : Euphorbiaceae
Genus                        : Ricinus
Species           : Ricinus communis L.
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun jarak (Ricinus communis L.) adalah daun tunggal yang tergolong daun tidak lengkap, karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila), tidak terdapat pelepah/upih daun (vagina). Daun ini mempunyai bangun perisai, ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang bergerigi, daging daun yang tipis lunak (herbaceus), permukaan atas dan bawah yang licin suram, serta berwarna hijau pada atasnya dan kemerahan pada bagian bawahnya.
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:40), daun-daun yang bertulang menjari (palminervis), yaitu kalau dari ujung tangkai daun keluar beberapa tulang yang memencar, memperlihatkan susunan seperti jari-jari pada tangan. Jumlah tulang ini lazimnya gasal, yang di tengah yang paling besar dan paling panjang, sedang ke samping semakin pendek. Daun dengan susunan tulang demikian pun umumnya hanya terdapat pada tumbuhan berbiji terbelah (Dicolyledoneae), misalnya pada papaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp.), dll.
5.      Daun widelia(Widelia sp)
Klasifikasi daun widelia:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Magnoliopsida
Ordo              : Asteridae
Familia           : Asteraceae
Genus                        : Widelia
Species           : Widelia sp
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun widelia (Widelia sp) mempunyai bangun daun bulat telur sungsang, ujung daun yang runcing, pangkal daun yang meruncing, tepi daun yang bergerigi, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas daun yang berbulu halus rapat dan bawah  yang kasap, serta warna daun yang hijau tua. Memiliiki susunan tulang daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini dikatakan tidak lengkap karena dia hanya memiliki bagian-bagian daun terkecuali upih daun atau pelepah daun (vagina), daun widelia memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamila).

6.      Daun keladi (Colacasia sp)
Klasifikasi daun keladi:
Kingdom       : Plantae
Divisio           : Magnoliophyta
Classis            : Liliopsida
Subclassis      : Arecidae
Ordo              : Arales
Familia           : Areceae
Genus                        : Colocasia
Species           : Colacasia sp
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun keladi (Colacaia sp) merupakan daun lengkap karena terdiri atas helaian daun, tangkai daun, dan upih/pelapah daun. Helaian daun keladi sendiri memiliki bangun daun perisai (peltatus), ujung daun yang tumpul, pangkal daun yang membulat, tepi daun yang berombak, daging daun yang tipis lunak, permukaan atas dan bawah daun yang licin, serta warna daun yang hijau suram.
7.      Daun mangga(Mangifera indica L.)
Klasifikasi daun mangga:
Kingdom       : Plantae
Subkingdom  : Tracheobionta
Super Divisi   : Spermatophyta
Divisi             : Magnoliphyta
Classis            : Magnoliopsida
Subkelas        : Rosidae
Ordo              : Sapindales
Famili             : Anacardiaceae
Genus                        : Mangifera
Species           : Mangifera indica L.
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun mangga (Mangifera indica L.) mempunyai bangun daun memanjang, ujung daun yang meruncing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas licin mengkilat dan bawah daun kasap, serta berwarna hijau tua. Daun ini bertulang menyirip. Daun mangga adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:11), mengenai susunan tulang daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan salah satunya hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja lazimnya lalu disebut daun bertangkai. Susunan daun yang demikian itulah yang paling banyak kita temukan. Sebagian besar tumbuhan mempunyai daun yang demikian tadi, misalnya: nangka (Artocarpus integra Merr.) mangga (Mangifera indeca L.).
Menurut Gembong Tjitrosoepomo dalam bukunya Morfologi Tumbuhan (2013:11), daun-daun yang bertulang menyirip (penninervis). Daun ini mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar tulang-tulang cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip-sirip pada ikan, oleh sebab itu dinamankan bertulang menyirip. Daun dengan susunan yang demikian ini umum kita dapati pada tumbuhan biji belah (Dicotyledoneae), misalnya daun mangga (Mangifera indica L.).

8.      Daun Bunga Sepatu (Hibiscus rosasinesis)
Klasifikasi daun bunga sepatu :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibicus
Spesies : Hibicus rosa-sinensis L.
(Sumber : Cronquist 1981)
Daun bunga sepatu (Hibiscus rosasinesis), mempunyai bangun daun berbentuk bulat telur, daun yang meruncing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang bergerigi sedangkan daging daun seperti kertas, permukaan atas licin dan bawah daun licin, serta berwarna daunnya hijau. Daun Bunga Sepatu adalah daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun (vagina).
VI.    KESIMPULAN
1.   Daun bambu merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun bambu memiliki ciri bentuk daun lanset, ujung daun runcing, pangkal daun membulat, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas berbulu kasar dan bawah kasap, dan warna daunnya hijau tua.
2.   Daun tebu merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas helaian dan pelepah saja. Daun tebu memiliki ciri bentuk daun pita, ujung daun runcing, pangkal daun rompang, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas dan bawah daun berbulu, dan warna daunnya hijau.
3.   Daun pisang merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun pisang memiliki ciri bentuk daun memanjang, ujung daun tumpul, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun tipis seperti kertas, permukaan atas licin suram dan bawah berselaput lilin, dan warna daunnya hijau tua.
4.   Daun jarak merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun jarak memiliki ciri bentuk daun bangun perisai, ujung daun meruncing, pangkal daun membulat, tepi daun bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan atas dan bawah licin suram, dan warna daunnya hijau kemerahan.
5.   Daun widelia merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun widelia memiliki ciri bentuk daun bulat telur sungsang, ujung daun runcing, pangkal daun meruncing, tepi daun bergerigi, daging daun tipis lunak, permukaan atas berbulu halus rapat dan bawah kasap, dan warna daunnya hijau tua.
6.   Daun keladi merupakan daun lengkap karena terdiri atas upih, tangkai, dan helaian. Daun keladi memiliki ciri bentuk daun bangun perisai, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, tepi daun berombak, daging daun tipis lunak, permukaan atas dan bawah licin, dan warna daunnya hijau suram.
7.   Daun mangga merupakan daun tidak lengkap karena hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja. Daun mangga memiliki ciri bentuk daun memanjang, ujung daun meruncing, pangkal daun tumpul, tepi daun rata, daging daun seperti perkamen, permukaan atas licin mengkilat dan bawah kasap, dan warna daunnya hijau tua.
8.      Daun bunga sepatu, merupakan daun yang tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah/upih daun. Daun bunga sepatu memiliki ciri bangun daun berbentuk bulat telur, daun yang meruncing, pangkal daun yang tumpul, tepi daun yang bergerigi sedangkan daging daun seperti kertas, permukaan atas licin dan bawah daun licin, serta berwarna daunnya hijau.







VII.  DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2017. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. PMIPA FKIP UNLAM: Banjarmasin.
Assfifah.2015.http://asfifahhh.blogspot.co.id/
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).
Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Flowering Plants. Columbia University: New York.
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).
Kimmy Aulia N. Fitra.2014. daun tunggal dan bagian-bagiannya
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).
Maulidi Rahman. 2017. Daun Tunggal dan Bagian-bagiannya.
http://maulidious.blogspot.co.id/2014/04/daun-tunggal-dan-bagian-bagiannya.html
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).
Mukit Hendrayatmo.2017. Daun Talas untuk Kesehatan Kita.         
http://familyherbal.net/manfaat-daun-talas-untuk-kesehatan-kita/
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).
Tjitrosoepomo, Gembong. 2013. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
(Diakses pada tanggal 05 Maret 2017).





Komentar

Postingan populer dari blog ini

PRAKTIKUM III Tata letak daun, rumus daun dan diagram daun

PRAKTIKUM VIII Akar dan Modifikasinya

PRAKTIKUM I BIOKIMIA Glukosa