PRAKTIKUM I BIOKIMIA Glukosa
PRAKTIKUM I
Topik : Uji Karbohidrat (glukosa)
Tujuan
: Untuk mengetahui apakah dalam suatu senyawa / larutan
mengandung glukosa.
Hari / tanggal : Selasa / 07 Maret 2017

I.
ALAT DAN BAHAN
Alat :
1.
Baki/nampan 7. Pipet tetes
2.
Tabung
Reaksi 8. Kertas label
3.
Rak
tabung reaksi 9. Gelas ukur 40 ml
4.
Lampu
Spiritus
5.
Tripot
6.
Gelas
kimia 1000 ml
Bahan:
1.
Fehling A dan B
2.
Air
3.
Aquadest
4.
Larutan glukosa
5.
Bermacam larutan sari buah (apel,
jambu biji merah, pisah, jeruk, buah naga, alpukat, pir, nanas, semangka dan
sirsak)
II.
CARA KERJA
1.
Memotong dan
mengupas buah yang akan di ambil sarinya
2.
Memasukkan
perpotongan buah ke blender dangan menambahkan sedikit air.
3.
Menyaring buah
yang telah diblender dengan menggunakan kain kasa
4.
Mengencerkan
sari buah dengan perbandingan 40 ml aquadest 160ml.
5.
Mengambil 4 ml larutan sari buah dan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi.
6.
Memasukkan larutan Fehling A dan B kemudian
ditambahkan glukosa murni 10% sebagai perbandingan.
7.
Mengamati perubahan yang terjadi
8.
Memanaskan tabung reaksi tadi selama 3 menit.
9.
Mengambil tabung reaksi tersebut setelah 3 menit.
10.
Mengamati perubahan warna setelah dipanaskan.
III. TEORI
DASAR
Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi organisme hidup. Manusia menggunakan zat
pati sebagai nutrien utama. Zat pati yang terdapat dalam beras, jagung, gandum,
singkong, ubi, sagu dan lain-lain merupakan polimer dari glukosa yang
disintesis oleh tumbuh-tumbuhan sebagai cadangan energi/makanan bagi
tumbuh-tumbuhan tersebut.
Pada hewan dan
manusia karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen, terutama di hati (2 - 8%)
dan otot (0,5 - 1%). Glikogen hati terutama berguna untuk mempertahankan kadar
glukosa dalam darah normal (70 - 90 mg/100 ml darah), sedangkan glikogen otot
bertindak sebagai penyedia energi untuk keperluan kontraksi.
Pada tahap
reaksi persiapan, yaitu pada tahap pencernaan, karbohidrat dipecah-pecah
menjadi monomer - monomernya seperti glukosa, fruktosa, galaktosa, manosa, dan
sebagainya.
Katabolisme karbohidrat,
dalam hal ini glukosa, terdapat berbagai tipe jalur penambatan yang antara lain
jalur glikolisis atau Embden Meyerhof-Parnas Pathway (EMP),
Entne-Duodorff-Pathway (ED) dan Hexosa Mono Phosphat Pathway (HMP). Oksidasi
selanjutnya senyawaa antara umum yang dihasilkan dari jalur di atas memasuki
daur Krebs (daur asam trikarboksilat) dan rantai respirasi yang berlangsung
dengan fosforilasi oksidatif untuk menghasilkan ATP yang lebih banyak. Proses
metabolisme yang berlangsung pada tiap organisme, bergantung pada aktivitas
sistem enzim yang dimiliki oleh organisme tersebut.
Jalur-jalur
EMP, ED, HMP berlangsung dalam keadaan anaerob. Sedangkan proses selanjutnya,
yaitu siklus asam trikarboksilaat (TCA atau daur Krebs) dan rantai respirasi
terjadi dalam keadaan aerob.
Glukosa
digunakan baik oleh organisme anaerob maupun aerob. Pada tahap-tahap awal jalur
katabolisme untuk kedua tipe organisme itu mirip satu sama lain. Organisme
anaerob memecah glukosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang tidak dapat
mengalami metabolisme lebih lanjut tanpa bantuan okssigen. Sedangkan organisme
aerob selain memiliki perangkat enzim yang dimiliki oleh organisme anaerob,
yang memiliki kemampuan lebih yang dapat memecah senyawa sederhana yaitu
menjadi CO2 dan H2O dengan bantuan oksigen. Karena
pemecahannya lebih sempurna, maka energi yang dihasilkan pun lebih banyak
daripada yang dihasilkan oleh organismeanaerob.
IV.
HASIL PENGAMATAN
B.
Tabel
pengamatan
NO
|
Bahan Uji
|
Warna sebelum
ditetesi Fehling A dan B
|
Warna setelah ditetesi
Fehling A dan B
|
Setelah dipanaskan
|
Keterangan
|
1.
|
Glukosa
|
Bening
|
Biru kehijauan
|
Jingga
|
+
|
2.
|
Apel
|
Kuning bening
|
Kuning kehijauan
|
Jingga kecoklatan
|
-
|
3.
|
Jambu Biji Merah
|
Merah muda bening
|
Biru keputihan
|
Orange muda
|
+
|
4.
|
Pisang
|
Bening kekuningan
|
Bening kebiruan
|
Jingga
|
+
|
5.
|
Jeruk
|
Kuning pudar
|
Hijau lumut
|
Jingga muda
|
+
|
6.
|
Buah Naga
|
Ungu
|
Kuning
|
Jingga
|
+
|
7.
|
Alpukat
|
Hijau muda
|
Hijau pucat
|
Kuning keruh
|
+
|
8.
|
Pir
|
Putih hamper bening
|
Kuning kecoklatan
|
Jingga tua
|
-
|
9.
|
Nanas
|
Kuning bening
|
Hijau
|
Kuning pekat
|
+
|
10.
|
Semangka
|
Merah muda cerah
|
Kecoklatan
|
Kuning
|
+
|
11.
|
Sirsak
|
Kuning pudar
|
Kuning kehijauan
|
Hijau kecoklatan
|
+
|
Keterangan: + ada
endapan
-
tidak
ada endapan
V.
ANALISIS DATA
Pada praktikum Biokimia uji karbohidrat(glukosa) ini menggunakan berbagai
macam buah-buahan untuk mengambil ekstrak atau sari buahnya agar dapat
mengetahui dan menguji ada atau tidaknya kandungan karbohidrat dan glukosa yang
terdapat pada ekstrak atau sari buah dengan cara mencampurkan fehling A dan
fehling B. Kemudian setelah ditetesi fehling A dan fehling B maka akan terlihat
kadar glukosa dengan melihat perubahan warna yang dihasilkan. Apabila kandungan
glukosa yang ada pada sari tersebut tinggi maka warna yang dihasilkan akan
semakin tua. Adapun urutan warna yang menunjukkan merah bata, jingga, kuning,
dan hijau.
Pada praktikum dilakukan percobaan terhadap 10 jenis buah-buahan
diantaranya sari buah apel, jambu biji merah, pisah, jeruk, buah naga, alpukat,
pir, nanas, semangka dan sirsak. Pertama, bahan-bahan sari buah tersebut
disaring dengan menggunakan kasa 3 lapis. Kemudian diletakkan di gelas kimia
dan diukur untuk diletakkan ditabung reaksi. Tabung pertama diisi dengan
glukosa dan 10 tabung lain diisi sari buah. Setelah itu semua bahan ditetsi 3
tetes fehling A dan Fehling B, lalu dipanaskan. Amati perubahan warna yang
terjadi sebelum dan sesudah ditetesi fehling A dan fehling B, serta setelah dan
sesudah dipanaskan. Sehingga menghasilkan data sebagai berikut:
1. Larutan glukosa
Larutan glukosa 4 ml sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna
bening. Namun, setelah ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna
menjadi biru kehijauan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan
pembakar spiritus dan didinginkan beberapa saat. larutan glukosa berubah warna
lagi menjadi jingga, hingga merah bata dan terjadi adanya endapan.
2. Sari buah Apel
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah apel sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna kuning bening. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi kuning
kehijauan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus
dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah apel mengalami perubahan warna
lagi menjadi jingga kecoklatan dan tidak terdapat endapan pada larutan apel.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah apel hanya sedikit mengandung
glukosa.
3. Sari buah Jambu biji merah
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah jambu biji merah sebanyak
4 ml sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna merah muda bening.
Namun, setelah ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi
biru keputihan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar
spiritus dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah jambu biji merah
mengalami perubahan warna lagi menjadi jingga muda dan terdapat endapan. Adanya
endapan tersebut kemungkinan karena sari buah jambu biji merah dapat bereaksi
positif terhadap larutan fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah
jambu biji merah mengandung glukosa.
4. Sari buah Pisang
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah pisang sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna bening kekuningan. Namun,
setelah ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi bening
kebiruaaan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus
dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah pisang mengalami perubahan
warna lagi menjadi jingga dan terdapat endapan. Adanya endapan tersebut
kemungkinan karena sari buah jambu biji merah dapat bereaksi positif terhadap
larutan fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah pisang mengandung
glukosa
5. Sari buah Jeruk
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah jeruk sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarnakuning pudar. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi hijau lumut.
Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus dan
didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah jambu biji merah mengalami
perubahan warna lagi menjadi jingga muda dan terdapat endapan. Adanya endapan
tersebut kemungkinan karena sari buah jambu biji merah dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji
merah mengandung glukosa
6. Sari Buah Naga
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah naga sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna ungu. Namun, setelah ditetesi
fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi kuning. Kemudian
setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus dan didinginkan
beberapa saat. Larutan sari buah jambu biji merah mengalami perubahan warna
lagi menjadi jingga dan terdapat endapan. Adanya endapan tersebut kemungkinan
karena sari buah jambu biji merah dapat bereaksi positif terhadap larutan
fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji merah mengandung
glukosa.
7. Sari buah Alpukat
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah alpukat sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarnahijau muda. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi hijau pucat.
Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus dan
didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah jambu biji merah mengalami
perubahan warna lagi menjadi kuning keruh dan terdapat endapan, adanya endapan
tersebut kemungkinan karena sari buah alpukat dapat bereaksi positif terhadap
larutan fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji merah
mengandung glukosa
8. Sari buah Pir
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah pir sebanyak 4 ml sebelum
ditetesi fehling A dan fehling B berwarna putih nyaris bening. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi kuning
kecoklatan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus
dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah alpukat mengalami perubahan
warna lagi menjadi jingga tua dan tidak terdapat endapan pada larutan apel.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa sari buah apel hanya sedikit mengandung
glukosa.
9. Sari buah Nanas
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah nanas sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna kuning bening. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi hijau.
Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus dan
didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah nanas mengalami perubahan warna
lagi menjadi kuning pekat dan terdapat endapan. Adanya endapan tersebut
kemungkinan karena sari buah nanas dapat bereaksi positif terhadap larutan
fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji merah mengandung
glukosa.
10. Sari buah Semangka
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah semangka sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarna merah muda cerah. Namun,
setelah ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadi
kecoklatan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus
dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah semangka mengalami perubahan
warna lagi menjadi kuning dan terdapat endapan. Adanya endapan tersebut
kemungkinan karena sari buah semangka dapat bereaksi positif terhadap larutan
fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji merah mengandung
glukosa
11. Sari buah Sirsak
Berdasarkan hasil pengamatan, larutan sari buah sirsak sebanyak 4 ml
sebelum ditetesi fehling A dan fehling B berwarnakuning pudar. Namun, setelah
ditetesi fehling A dan fehling B terjadi perubahan warna menjadikuning
kehijauan. Kemudian setelah dipanaskan 3 menit menggunakan pembakar spiritus
dan didinginkan beberapa saat. Larutan sari buah pisang mengalami perubahan
warna lagi menjadi hijau kecoklatan dan terdapat endapan. Adanya endapan
tersebut kemungkinan karena sari buah jambu biji merah dapat bereaksi positif
terhadap larutan fehling A dan fehling B. Dengan demikian, sari buah jambu biji
merah mengandung glukosa
VI. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengamatan dan menganalisis data, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. karbohidrat merupakan sumber energy utama
bagi organism makhluk hidup. Sedangkan glukosa merupakan golongan karbohidrat
monosakarida dengan rumus senyawa C6H12O6
2. Kandungan karbohidrat dapat diketahui
dengan melihat warna larutan setelah dipanaskan dan adanya atau tidaknya suatu
endapan pada larutan.
3. Warna yang dihasilkan yaitu hampir sama
dengan larutan glukosa.
4. Terjadi endapan disebabkan karena fehling
memiliki ion CU2+ di reduksi menjadi Cu+
5. Kandungan glukosa yang paling tinggi
yaitu sari buah pisang dibandingkan dengan sari buah apel, jambu biji merah,
jeruk, naga, alpukat, pir, nanas, semangka dan sirsak.
VII. DAFTAR
PUSTAKA
Noorhidayati dan
Hardiansyah.2017.Penuntun praktikum Biokimia. Banjarmasin:PMIPA FKIP
Unlam
Nafie,
Kusumawati.2014.Uji Fehling. http://www.Scribd.com/mobile/doc/86736551/UJI-FEHLING (diakses pada
tanggal 12 Maret 2017)
Poedjiadi,Anna
dan F.M.Titin Supriyanti.2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta:Universitas
Indonesia Press,.
Komentar
Posting Komentar